Liontin kalung tidak hanya dibuat dari bahan logam mulia saja. Liontin juga bisa dibuta dari bahan kertas karton dan kain tenun.
Menurut Yayuk Surat, mentor creative industry aksesoris Pahlawan Ekonomi Surabaya, liontin ini banyak peminatnya. “Kebanyakan yang cari perempuan, karena mudah dipadupadankan dengan berbagai jenis dan gaya berpakaian,” katanya ditemui di Kaza City Mall, Minggu (19/5/2019).
Kata dia, kalung liontin kain tenun ini digemari karena bentuk dan modelnya terkesan netral alias cocok digunakan untuk gaya berpakaian resmi, pesta, dan casual.
Untuk membuatnya, terang Yayuk, ada beberapa bahan dan
peralatan yang dibutuhkan. Yakni, karton tebal, kain tenun, benang sulam yang
digunakan untuk hiasan, penggaris, gunting, manik mata ayam untuk mengunci, dan
lem kayu.
Dia lalu menjelaskan langlah membuatnya. Pertama,
tentukan bentuk atau model liontin yang dibuat. Kedua, bentuk karton sesuai
model yang diinginkan. Ketiga, satukan karton dengan kain tenun sesuai bentuk
yang diinginkan. Keempat, lekatkan karton dan kain dengan lem kayu.
“Saat proses itu pastikan kain menempel sempurna. Jangan
ada guratan karena akan berpengaruh pada kualitas model produk,” tegas perempuan
berjilbab ini.
Setelah kering, imbuh dia, pasang besi keling
atau mata ikan pada ujung liontin untuk tempat tali kalung. Setelah itu, hiasi
liontin dengan benang sulam dengan cara ditempel. Bisa juga disulam atau bisa
juga dihias dengan manik-manik, tapi materi itu kita ajarkan di pertemuan
berikutnya.
Kata dia, yang paling penting dalam pembuatan
liontin ini adalah ketepatan dalam membentuk desain produk dan pemilihan
kombinasi warna untuk liontin.
Yayuk menambahkan, kedua hal itu harus dikuasai peserta pelatihan. Sedangkan untuk modal produksi, Yayuk menaksir Rp 5 ribu untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan.
“Untuk harga jual bisa dibandrol Rp 15-20 ribu. Bergantung model dan kualitas produk,” katanya. (wh)