
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk mengincar pengembangan pasar digital sebagai bagian dari upaya pengembangan perseroan ke depan. Pilihan pengembangan ke pasar digital karena sektor ini telah menjadi tren dalam peningkatan layanan masyarakat dan efisiensi dalam berbisnis.
“Kami canangkan digital bisnis di tahun ini yang meliputi connectivity broadband, Information and Communications Technology (ICT) service, dan digital content,”ujar Direktur Enterprise and Business Service Telkom, Muhammad Awalludin kepada pers di Jakarta, Senin (6/7/2015.
Dia berharap tahun ini perseroan menginginkan kontribusi pendapatan bisnis digital bisa meningkat menjadi 45 persen, dari posisi tahun lalu sebesar 35 persen.
Menurut Awalludin, enterprise dan business service memiliki kontribusi besar bisa digital bisnis perseroan yaitu mencapai 71 persen. Pada tahun ini, divisi enterprise and business service Telkom ditargetkan tumbuh 11 persen menjadi Rp11 triliun,”Kami perkirakan target enterprise dan business service telah tercapai setengahnya sampai semester pertama,” ungkapnya.
Dana belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk divisi tersebut dianggarkan sebesar Rp 800 miliar. Rinciannya terdiri dari sebesar 46 persen untuk enterprise, 35 persen untuk government, dan 19 persen dialokasikan ke Small Medium Enterprise (SME). Secara total, dana capex Telkom mencapai Rp 22-26,9 triliun.
Dana itu bakal digunakan untuk ekspansi bisnis perseroan. Rinciannya 60 persen untuk penguatan infrastruktur mobile, 30 persen untuk penguatan broadband darat serta laut, dan sisanya 10 persen untuk anak usaha.
Awaluddin berharap Telkom mampu mewujudkan digitalisasi satu juta UKM se-Indonesia.
Dia mengaku, sejauh ini masih relatif sedikit pelaku UKM yang memanfaatkan teknologi untuk pengembangan usahanya.
“Di kalangan UKM, tingkat pemanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi masih sangat rendah. Angkanya hanya berkisar empat persen. Ini yang menjadi faktor utama mengapa Telkom memutuskan untuk masuk ke pasar UKM tersebut,” ungkapnya. (wh)