Nilai ujian nasional (UN) jenjang SMA/SMK sederajat di wilayah Jawa Timur pada 2019 mengalami peningkatan jika dibandingkan nilai UN tahun sebelumnya.
Hal itu diungkapkan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Jatim Hudiyono saat Rapat Koordinasi Penyerahan Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN) jenjang SMA sederajat tahun 2018/2019 di Surabaya, Selasa, (7/5/2019).
Kata dia peningkatan nilai itu terlihat dari siswa peraih NUN di bawah
55 tahun ini yang berkurang. “Saya mengapresiasi upaya sekolah yang
mampu meningkatkan prestasi siswa. Berdasarkan DKHUN yang dibagikan, meskipun
persentase nilai siswa di bawah 55 masih tinggi, tetapi jumlahnya mulai
berkurang,” ungkapnya.
Di tingkat SMK, dari 220.958 peserta UN, sekitar
78,88 persennya meraih nilai di bawah 55. Sementara tahun ini dari 229.450
peserta UN, terdapat 75,42 peserta mendapat nilai di bawah 55.
Sementara untuk SMA, dari 172.105 peserta UN
pada 2018, terdapat 85,3 persen siswa mendapat nilai di bawah 55. Sedangkan
tahun ini tercatat 52,29 persen dari 175.793 siswa yang mendapat nilai di bawah
55.
“Nilai di bawah 55 sudah berkurang, ini
lompatan yang luar biasa. Nanti ada pemetaan sekolah yang jadi best practice. Kalau tahun lalu yang
menentukan tidak lulus mungkin masih jadi masalah, tetapi sekarang yang
menentukan sepenuhnya sekolah,” paparnya.
Dari pemetaan DKHUN ini, Hudiyono berharap
angka-angka yang diperoleh ini bisa dibedah dan fokus peningkatan kemampuan
siswa dalam pelajaran yang nilainya rendah.
Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru
Tjahjono, mengungkapkan pelaksanaan UNBK di Jatim telah berjalan dengan
baik. Meskipun masih ada sekolah yang menumpang sarana prasarana dalam
pelaksanaannya.
“NUN memang tidak menentukan kelulusan tapi
menentukan kualitas sekolah, menentukan kualitas guru juga seperti apa dalam
mendidik hingga hasil NUN siswa seperti sekarang,” ujarnya.
Untuk pengumuman NUN disepakati pada 9 Mei 2019
dan sekaligus pengumuman kelulusan siswa. (ant/wh)