Mengeksplorasi makanan tradisional. Itulah yang dilakukan dalam pelatihan food intermediate Pahlawan Ekonomi Surabaya di Kaza City Mall, Minggu (19/5/2019). Kali ini, peserta diajak meracik empat varian pepes.
“Pepes adalah makanan tradisional yang punya cita rasa yang khusus. Pepes biasanya digunakan sebagai lauk pendamping nasi,” ujar Totok Yuliani, mentor pelatihan.
Dia lalu menjelaskan, keempat varian pepes yang diperkenalkan tersebut adalah yaitu pepes ikan patin, pepes ayam, pepes hati rempela, dan pepes ikan tongkol.
Dari empat varian
tersebut, bumbu rujak atau bumbu sambal pepesnya sama. Untuk membuat bumbu
rujak pepes, bahan-bahan yang disediakan adalah cabai merah besar, bawang
putih, bawang merah, kunyit, kemiri, dan jahe.
Untuk membuatnya, terang Totok, haluskan semua
bahan seperti cabai merah besar, kunyit, bawang putih, bawang merah, kunyit,
jahe dan lain sebagainya. Setelah itu, tumis semua bahan hingga matang dan
sisihkan. Siapkan bahan daun pisang untuk membungkus pepes, bungkus pepes ikan
tongkol, ayam, ikan patin dan hati rempela yang telah dimasak terlebih dahulu
itu secara terpisah.
“Setelah dibungkus, kukus pepes dalam api
sedang selama kurang lebih 20-30 menit. Kemudian panggang pepes supaya aromanya
keluar. Aroma daun pisang yang dipadu dengan bumbu sambal rujak pepes dapat
menambah selera makan. Selain itu, proses pemanggangan ini dapat dikatakan
proses finishing,” terang staf pengajar Surabaya Hotel School (SHS) ini.
Sebagai referensi, pepes ini dapat dijual Rp
5-10 ribu. Bergantung porsi dan varian yang ditawarkan. “Contohnya,pepes
ikan patin, bisa dijual minimal Rp 7 ribu. Saran saya, kita bisa jual pepes ini
dengan cara paketan. Harganya bisa meningkat kalau lengkap dengan nasi dan
minuman,” papar Totok. (wh)