Estafet kepemimpinan Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) telah resmi diserahterimakan. Yakni ditandai dengan dilantiknya
secara resmi Rektor ITS periode 2019-2024, Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng,
oleh Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA di
Auditorium Gedung Research Center ITS, Jumat (12/4/2019).
Ini merupakan kali pertama pelantikan Rektor ITS di era berstatus Perguruan
Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) dan dilakukan sendiri oleh MWA ITS. Prof
Mochamad Ashari yang merupakan Guru Besar Teknik Elektro ITS ini melanjutkan
tugas kepemimpinan Rektor ITS periode 2015 – 2019, Prof Ir Joni Hermana MScES
PhD yang merupakan rektor ITS ke-11.
Selain dari jajaran pimpinan ITS, pelantikan yang dilaksanakan secara khidmat
ini juga dihadiri sejumlah pejabat perwakilan institusi pemerintah dan
perusahaan-perusahaan ternama yang menjadi mitra kerja ITS selama ini.
“Kedatangan para undangan ini bukan sekadar kewajiban menghadiri upacara
pelantikan saja, tapi juga wujud dukungan penuh kepada ITS agar dapat lebih
berkembang,” tutur Prof Mohammad Nuh yang juga ini.
Menurut mantan Rektor ITS periode 2003-2006 yang akrab disapa Nuh ini,
pergantian rektor ini bukanlah pertanda pergantian kebijakan dan visi ITS ke
depan, melainkan sebagai estafet yang berkesinambungan antara rektor satu
dengan lainnya untuk mewujudkan ITS sebagai kampus kelas dunia yang bermanfaat
bagi masyarakat.
Dalam sambutannya, Nuh menyampaikan banyak terimakasih kepada Prof Joni Hermana
sebagai rektor selama empat tahun ke belakang, atas segala usaha dan kerja
kerasnya dalam memimpin ITS hingga sukses menjadi kampus berstatus PTN-BH dan
menuai banyak prestasi di tingkat dunia. “Mudah-mudahan Allah menerima segala kebajikan
Prof Joni dalam kerjanya sebagai Rektor ITS selama ini,” harap mantan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI periode 2009-2014 ini.
Prof Nuh juga berpesan agar ITS sebagai public university, tidak mengabaikan
dan menghilangkan esensi kata “public” tersebut. Salah satu caranya dengan
diberikannya akses luas dan terbuka bagi seluruh lapisan masyararakat, terutama
golongan yang berprestasi namun kurang mampu.
Dirinya juga mengapresiasi kerja Prof Joni selama ini yang telah membeberkan
“karpet merah” bagi mereka untuk bisa menjadi bagian dari ITS. “Kemuliaan
kampus bukan dilihat dari banyaknya mobil mewah yang parkir, melainkan dari
kesediaannya membukakan jalan bagi mereka yang berprestasi namun kurang mampu
secara finansial,” ungkap mantan Menteri Komunikasi dan Informatika RI periode
2007-2009 ini.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga menyampaikan
harapannya kepada ITS ke depan, agar bisa berkontribusi untuk Indonesia,
khususnya Jawa Timur. Menurutnya, di era Revolusi Industri 4.0 ini, ITS sebagai
kampus teknologi dapat menjadi referensi berbagai hal, seperti digitalisasi
ekonomi, mekanisasi perekonomian, teknologi pangan, kelautan, perikanan dan
lain sebagainya.
“Kami harap Pemerintah Provinsi Jawa Timur dapat membangun strong partnership
dengan keluarga besar ITS, terutama dengan pendidikan vokasi yang dapat
memberikan support penguatan pendidikan SMK di Jawa Timur,” pungkas mantan
Menteri Sosial RI periode 2014-2018 ini.
Terkait tantangan ITS di masa kepemimpinannya nanti, Prof Mochamad Ashari
mengakui bahwa ITS telah memiliki ekspektasi yang tinggi dari berbagai pihak.
Ekspektasi ini terkait dengan pandangan bahwa ITS merupakan perguruan tinggi
yang luar biasa dan bukan sembarangan. Beberapa cara yang akan dilakukan untuk
memenuhi ekspektasi tersebut yakni dengan diteruskannya upaya perubahan kultur
sebagai PTN-BH, peningkatan inovasi, serta peningkatan reputasi
internasional.
“Ini merupakan titik awal saya untuk bekerja keras, nanti bersama-sama kita
tingkatkan performa segala sektor sehingga banyak penelitian yang luar biasa
dari para dosen serta punya lulusan yang berkualitas,” tutur pria kelahiran
Sidoarjo yang akrab disapa Ashari ini. (wh)
ITS Resmi Lantik Rektor Baru di Era PTN-BH

Pelantikan Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng.foto:humas its